Kamis, 25 November 2010

SYIRIK

Apa itu syirik?

Syaikh Muhammad bin Ali Al-Wushobiy-hafizhahullah- berkata, "Syirik itu adalah seorang meyakini bahwa selain Allah ada yang mencipta, memberi rezqi, menghidupkan, mematikan, mengetahui perkara gaib, mengatur alam, atau seorang mengarahkan sejenis diantara jenis-jenis ibadah kepada selain Allah, seperti ruku’, sujud, menyembelih, bernadzar, berdo’a, dan lainnya. Syirik seperti ini mengeluarkan pelakunya dari agama". [Lihat Al-Qoul Al-Mufid (hal. 95), cet. Dar Ibnu Hazm]

Intinya, syirik adalah engkau menjadikan sesuatu tandingan bagi Allah baik dalam perkara uluhiyyah, rububiyyah, nama, dan sifat-sifat-Nya.

Adapun syirik dalam perkara rububiyyah, seperti engkau meyakini bahwa ada pencipta, pemberi rizki, yang menurunkan hujan, menghidupkan dan mematikan selain Allah, mempercayai dukun alias paranormal. Syirik dalam perkara uluhiyyah (ibadah), seperti berdo’a kepada selain Allah, takut, cinta, berharap, bertawakkal kepada selain Allah, bernadzar, menyembelih untuk selain Allah baik itu malaikat, nabi, orang shalih, jin, bintang, pepohonan, bebatuan dan, pesta laut, meminta kesembuhan, berkah, keselamatan kepada wali-wali, lain-lain. Dari sini kita mengetahui kesalahan sebagian orang yang mendefenisikan syirik terbatas hanya pada menyembah kepada berhala saja. Syirik dalam nama dan sifat-sifat-Nya, seperti engkau meyakini bahwa ada selain Allah yang memiliki nama atau sifat-sifat yang khusus bagi Allah. Maka engkau telah berbuat syirik dalam nama dan sifat-sifat Allah.

Sebagian masyarakat kita juga tersebar kesalahan dalam mendefenisikan syirik. Mereka menyatakan bahwa syirik adalah orang yang dengki dan iri. Iri dan dengki bukan syirik, tapi dosa besar !!

Bahaya-bahaya Syirik

  • Syirik akan Menhancurkan Segala Amalan

Banyak diantara kaum muslimin, karena jauhnya mereka dari ilmu dan agama mereka, sehingga mereka melakukan perbuatan kesyirikan yang mereka anggap sepeleh, bahkan memandangnya sebagai suatu perbuatan yang baik. Mereka tidak sadar bahwa syirik dapat menghapuskan segala amalan mereka. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman mengancam para nabi -Shollallahu ‘alaihim wasallam- andai ia berbuat syirik,

"Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka menyekutukan Allah niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (QS.Al-An’am : 88).

Al-Allamah Abu Sa’id Abdullah bin Umar Al-Baidhowiy-rahimahullah- berkata dalam memaknai ayat ini,"Andaikan para nabi -alaihish sholatu was salam- berbuat syirik, sekalipun mereka memiliki keutamaan dan kedudukan mereka tinggi, maka amalan mereka akan hancur, mereka akan sama dengan yang lainnya dalam kehancuran amalan-amalan mereka disebabkan gugurnya pahala amalan itu".[Lihat Anwar At-Tanzil (hal. 427)]

Adakah orang yang sanggup beramal seperti amalannya para nabi dan rasul? Tentu saja tidak ada. Karena mereka adalah orang-orang yang paling bertakwa kepada Allah dan orang-orang yang paling tahu tentang Allah

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

"Sesungguhnya yang paling bertaqwa dan paling mengetahui Allah di antara kalian adalah aku". [HR.Al-Bukhariy dalam Shohih-nya (20)].

Oleh karena itu, tidak seorang pun dari umat ini yang mampu menandingi Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- dalam beribadah kepada Allah. Bahkan begitu tekun, ikhlash dan lamanya beliau dalam melaksanakan shalat malam, sehingga sepasang kaki beliau pecah-pecah akibat lamanya berdiri sebagaimana yang dituturkan oleh A’isyah -radhiyallahu ‘anha-,

"Sesungguhnya Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- biasa melakukan shalat malam sehingga telapak kakinya pecah-pecah". A’isyah bertanya: "kenapa anda melakukan hal ini wahai Rasulullah? Bukankah Allah telah memberikan ampunan kepadamu atas dosa-dosa anda yang telah lalu dan yang akan datang?" beliau menjawab "apakah aku tidak senang menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur". [HR. Al-Bukhariy (4837) dan Muslim (2820)].

Inilah sebagian amalan yang dilakukan oleh Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- . Kendati pun demikian Allah -Subhanahu wa Ta’la- mengancam beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam- dan para nabi dan rasul sebelumnya,

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi) sebelummu jika kamu baerbuat syirik niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi". (QS.Az-Zumar :65 )

Jika Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- saja, makhluk yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah, itu pun diancam dengan ancaman seperti ini, lalu bagaimana dengan kita ?

  • Pelakunya Semakin Jauh dari Allah

Para Pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa syirik akan membuat seseorang jauh dari Allah dengan sejauh-jauhnya. Bacalah firman Allah -Ta’ala-,

"Dan barang siapa yang menyekutukan Allah maka seolah-olah ia jatuh dari langit kemudian ia disambar oleh burung atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh". (QS. Al-Hajj:31 )

Ahli Tafsir Jazirah Arab, Syaikh Abdur Rahman As-Sa’diy-rahimahullah- berkata, "Barang siapa yang meninggalkan keimanan, maka ia ibarat sesuatu yang jatuh dari langit, besar kemungkinan ia mendapatkan penyakit, dan bala’; entah ia disambar burung, lalu ia tercabik-cabik berantakan. Demikian seorang yang berbuat kesyirikan, jika ia tak mau berpegang dengan keimanan, maka ia akan disambar oleh setan dari segala sisi, setan akan mencabik-cabiknya, dan akan menghilangkan agama dan dunianya".[Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal.538)]

Orang yang berbuat syirik akan semakin tersesat hidupnya di dunia ini. Adakah kesesatan yang lebih besar daripada kesesatan seseorang yang menganggap dirinya sedang melakukan pendekatan kepada Allah, namun pada hakikatnya ia semakin terlempar jauh dari Allah. Dia mengharapkan derajatnya naik ke surga, padahal hakikatnya ia tengah turun ke jurang neraka yang paling bawa sebagai tempat kembali yang paling buruk? Mereka ini laksana kaum yang dikabarkan oleh Allah,

"Ingatlah hanya kepunyaan Allah lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), "Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka (sesembahan) itu mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar". (QS. Az-Zumar : 3 ).

Oleh karena itu, kesyirikan telah menutup mata mereka dari al-haq. Mereka memandang perbuatan-perbuatan syirik sebagai perbuatan yang baik. Mereka berusaha melestarikan syirik dengan alasan budaya sehingga muncullah istilah "Cagar Budaya". Padahal amalan yang disertai syirik –walau dianggap baik- akan dibinasakan oleh Allah; tak berguna bagi pelakunya, bahkan merugikan pelakunya.

Allah-Subhanahu wa Ta’la- telah kabarkan,

"Katakanlah (wahai Muhammad) apakah akan kami kabarkan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi amalannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini. Sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah perbuat sebaik-baiknya mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rob mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan (dengan Dia) maka terhapuslah amalan-amalan mereka dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat". (QS. Al-Kahfi: 103-104).

Begitulah kalau seseorang sudah melampaui batas dirinya sebagai makhluk. Ia akan hidup di dalam kegelapan-kegelapan. Perhatikanlah firman Allah -Subhanahu wa Ta’la-,

Allah -Subhanahu wa Ta’la- juga berfirman,

"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan". (QS. Al-An’am:122 ).

Kita berlindung kepada Allah dari kebutaan hati, karena hati yang buta akan melihat tauhid sebagai syirik, sunnah sebagai bid’ah, sesuatu yang ma’ruf sebagai kemungkaran.

  • Dosa yang Tidak Terampuni

Saudaraku, takutlah kalian kepada syirik ! Sebab syirik adalah dosa yang paling besar di sisi Allah, tidak dimaafkan di hari kiamat, jika pelakunya tidak bertaubat darinya sebelum ajal tiba. Karena Allah -Ta’ala- telah menyatakan di dalam kitabnya yang mulia,

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni selain dari dosa syirik itu bagi siapa yang dikehendakinya". QS.An-Nisa : 48 & 116)

Ahli Tafsir Negeri Yaman, Muhammad bin Ali Asy-Syaukaniy-rahimahullah- berkata Fathul Qodir (1/717), "Tak ada khilaf di antara kaum muslimin bahwa seorang yang berbuat syirik, jika ia mati di atas kesyirikan, maka ia bukanlah termasuk orang berhak mendapatkan ampunan yang Allah anugrahkan kepada orang yang tidak berbuat syirik sebagaimana yang dituntut oleh kehendak-Nya".

Ayat ini menunjukkan betapa besarnya dosa syirik ini, hingga Allah -Ta’ala- tidak mau mengampuninya. Padahal Allah -Ta’ala- memiliki ampunan yang sangat luas, rahmat dan kasih sayang yang paling sempurna; amat mencintai hamba-hamba-Nya, melebihi cintanya seorang hamba kepada dirinya sendir!! Sekalipun demikian, Allah -Ta’ala- tidak akan mengampuni dosa pelaku kesyirikan. Kenapa? Karena mereka telah berbuat zholim kepada Allah. Mereka tinggal di bumi Allah,mereka makan dari rizki Allah; mereka hidup dengan nikmat-nikmat Allah; Semua fasilitas-fasilitas yang mereka butuhkan, semua itu datangnya dari sisi Allah. Namun mereka tidak mau beribadah hanya kepada Allah -Ta’ala- semata. Mereka justru beribadah, bersyukur dan meminta kepada mahluk yang tidak memiliki apapun, walaupun hanya seekor lalat.

Oleh karena itu, Luqman berwasiat kepada anak-anaknyaagar menjauhi kesyirikan karena syirik merupakan kezholiman yang terbesar.sebagaimana firman Allah -Ta’ala-,

"Dan (ingatlah)ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya,"Hai anakku janganlah kamu menyekutukan Allah,sesungguhnya menyukutukan (Allah)adalah benar-benar kezholiman yang besar" (QS. Luqman:13 ).

Sahabat Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

"Aku bertanya kepada Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- dosa apakah yang paling besar di sisi Allah? Beliau menjawab: "Kamu menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia yang telah mencipatakan kamu". Aku berkata: "Itu memang dosa yang sangat besar lalu apa lagi? Beliau pun menjawab: "Kamu membunuh anakmu karena takut ia akan makan bersamamu". Aku bertanya: "Lalu apa lagi?" beliau menjawab: "Kamu berzina dengan istri tetanggamu". [HR.Al-Bukhariy (7560) dan Muslim (86)].

Nash-nash ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada dosa yang lebih besar daripada syirik (menyekutukan Allah)

  • Diharamkan Surga bagi Pelaku Kesyirikan

Masuk ke dalam surga adalah harapan bagi setiap orang. Tidak ada satu hati pun, kecuali pasti merindukan masuk ke dalamnya. Tiada satu telingan pun yang bosan mendengar kabar-kabarnya. Karenanya, betapa celakanya jika ada orang yang diharamkan untuk merasakan kenikmatan dan keindahan surga. Itulah pelaku kesyirikan; Allah haramkan surga bagi mereka sebagai azab yang paling menghinakan disebabkan ke-syirik-an mereka. Allah berfirman,

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah akan mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya ialah neraka tidalah ada bagi orang-orang yang dholim itu seorang penolong pun". (QS.Al-Maidah :72 ).

Al-Allamah Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah-rahimahullah- berkata dalam Al-Jawab Al-Kafiy (hal.89), "Tatkala kesyirikan kepada Allah meniadakan maksud (penciptaan) ini, maka syirik menjadi dosa besar yang paling besar secara mutlak. Allah telah mengharamkan surga bagi setiap pelaku syirik; Dia halalkan darah, harta, dan keluarganya bagi orang yang bertauhid; Allah halalkan orang bertauhid menjadikan mereka sebagai budaknya, karena mereka tidak melaksanakan tugas peribadahan kepada Allah. Allah –Subhanahu- enggan untuk menerima amalan seorang yang berbuat syirik; enggan menerima syafa’at atau menerima do’a mereka di akhirat; enggan menerima ma’af mereka".

Allah -Ta’ala- telah menghikayatkan di dalam Al-Qur’an tentang orang-orang yang diharamkan untuk merasakan kenikmatan di dalam surga "Dan penduduk neraka memanggil penduduk surga, tuangkanlah air kepada kami atau dari apa-apa yang Allah telah rezkikan kepada kalian. Penduduk surga berkata: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang yang kafir" .((QS.Al-A’raf :50 ).

Mengingat sedemikian gawatnya masalah syirik, maka kita berharap mudah-mudahan Allah berkenan melindungi kita dari perbuatan syirik, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan mematikan kita di atas tauhid.

Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 41 Tahun I. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Muhammad Mulyadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar